Kesalahan-Kesalahan Fatal Saat Memulai Bisnis
Sebutlah Anda baru pertama kali membuat bisnis. Sebelumnya Anda bekerja dengan orang lain yang telah menentukan arahan bisnis dan deskripsi kerja Anda, lalu tiba-tiba Anda dituntut untuk merancang perusahaan Anda, menentukan orang-orang yang akan bekerja dengan Anda, produk yang akan Anda buat setahun kedepan, rencana promosi, marketing, dan..apakah perlu dilanjutkan lagi?
Jika ingin dibuat daftar kerja, 10 halaman mungkin tidak juga cukup untuk menuliskan apa saja yang harus Anda lakukan ketika memulai bisnis Anda. Masalahnya, semakin banyak yang harus Anda lakukan, maka semakin mungkin pula Anda melakukan kesalahan, mulai dari paling kecil hingga kesalahan mematikan yang dapat membunuh bisnis Anda.
Untungnya, Anda bisa menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, dengan belajar dari pebisnis-pebisnis lain yang telah terlebih dahulu terjun di bidang ini. Berikut beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan oleh mereka yang baru memulai bisnis.
1. Tidak Memiliki Perencanaan dan SMART Goal
Bisnis bukanlah permainan, Anda tidak bisa melakukan hal-hal secara impulsif tanpa memikirkan konsekuensi lebih lanjut yang mungkin terjadi. Perencanaan bisnis meliputi model bisnis, rencana keuangan hingga rencana pemasaran atau marketing.
Dalam membuat perencanaan, Anda perlu menetapkan SMART Goal. Jangan sampai tujuan Anda menjadi sesuatu yang ambigu seperti, “Ingin menjadi perusahaan teknologi nomor 1 di dunia.”
Lalu apa itu SMART Goal?
- Spesifik. Semakin jelas tujuan Anda, maka semakin mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai contoh, daripada berusaha menjadi perusahaan teknologi nomor 1 di dunia, bagaimana jika “Menjual 2 juta produk kepada pelanggan internasional dalam 1 tahun kedepan.” Tujuan yang jelas akan meminimalisir misinterpretasi oleh pihak-pihak bersangkutan.
- Measurable. Dalam bisnis, angka adalah raja. Hal ini karena angka sifatnya objektif. Sebutlah target perusahaan adalah, “Penjualan meningkat di tahun depan.” Seberapa besar peningkatannya, meningkat dibandingkan kapan? Tujuan yang tidak bisa diukur akan diartikan beragam oleh tiap anggota tim dan akan menjadi masalah besar ketika akan menentukan rencana kerja.
- Attainable. Bermimpi setinggi langit, tapi jangan lupakan dunia. Mustahil untuk mencapai pendapatan miliaran rupiah dalam seminggu ketika Anda baru memulai sebuah bisnis. Buatlah target yang masuk akal, sehingga anggota tim Anda akan termotivasi untuk mencapainya.
- Relevant. Anda mungkin sudah menetapkan tujuan bisnis yang bisa diukur dan mudah dicapai, namun situasi pasar yang berubah bisa membuat tujuan Anda tidak lagi relevan. Hal-hal seperti munculnya kompetitor baru, resesi atau hal lainnya menjadi hal yang harus Anda pertimbangkan.
- Time–based.
Bekerja tanpa deadlineakan membuat bisnis Anda berkembang sangat lambat. Baik itu meningkatkan 5% pendapatan, maupun menemukan 10 klien baru, tetapkan berapa lama hal tersebut harus dicapai oleh anggota tim Anda.
2. Menjual dengan Harga yang Salah
Baik Anda menjual produk atau layanan, harga menjadi salah satu faktor yang tidak bisa Anda remehkan. Jika Anda menjual produk Anda terlalu mahal, maka pelanggan Anda akan pergi sebelum mencoba produk Anda.
Sebaliknya, harga yang terlalu murah akan menyulitkan Anda untuk mengembalikan modal Anda. Ketika hal itu terjadi, maka akan sulit untuk menaikkan kembali harga produk Anda.
3.Tidak Tau Pasar Anda
Masalah paling besar adalah ketika Anda bahkan tidak mengetahui pasar mana yang Anda target. Anda mencoba untuk menjangkau setiap audiens.
Hasilnya? Anda memang berhasil menggaet beberapa orang dari tiap segmen audiens, tapi mereka hanyalah pembeli sementara bukan pelanggan Anda. Ketika muncul produk lain yang menawarkan harga lebih murah, mereka akan langsung pergi.
Kesalahan apa yang ada disini? Tidak menemukan pelanggan ideal Anda! Ketika Anda memulai bisnis, kualitas pelanggan lebih penting dari jumlahnya. Tidak masalah Anda hanya menjangkau beberapa orang asalkan mereka menjadi pelanggan tetap Anda.
4. Overspendingatau Underspending?
Semua pebisnis setuju bahwa setiap bisnis membutuhkan modal. Ketika Anda tidak ingin menghabiskan sepeser uang pun untuk bisnis Anda, maka habislah Anda.
Ketika berbisnis, setiap pengeluaran harus Anda anggap sebagai investasi. Selama digunakan untuk hal yang tepat, maka uang tersebut akan kembali dengan jumlah yang jauh lebih besar pada akhirnya.
Sebaliknya, terlalu banyak menghabiskan uang untuk teknologi atau softwareyang tidak diperlukan juga sama buruknya. Klise memang, tapi temukanlah pilihan yang paling murah dengan penawaran terbaik.
5. Pemain Tunggal
Manusia memiliki batasan, begitu juga dengan Anda. Bisnis kecil sekalipun tidak perlu Anda jalankan sendirian. Pekerjakan satu atau dua orang yang bisa Anda percaya untuk menangani hal-hal penting dalam bisnis Anda.
6. Bonus : Tiga Kesalahan Bisnis Menurut Konsultan Bisnis Ternama
Anda telah mengetahui kesalahan bisnis yang paling umum dilakukan oleh pemula. Sementara itu, 4 konsultan bisnis ternama juga mengungkapkan pengalaman mereka mengenai kesalahan bisnis yang lebih spesifik.
- Takut Memecat Bawahan Langsung Anda
Sebagai CEO, Anda pasti memiliki orang yang Anda percayai untuk membantu Anda menangani berbagai hal di perusahaan. Awalnya, orang tersebut memang merupakan pilihan tepat bagi posisi tersebut.
Namun seiring waktu, Anda menyadari performanya yang semakin menurun. Anda masih percaya bahwa dengan bimbingan Anda, performa mereka pasti kembali.
Tanpa terasa satu tahun, dua tahun berlalu, namun performa mereka tidak juga meningkat.
Anda merasa bersalah untuk memecatnya karena mereka sudah lama bekerja bersama Anda. Akibatnya, flow perusahaan terganggu dan performa keseluruhan tim pun menurun. Buruk sekali, bukan?
- Minim Interaksi Dengan Front-Line dan Middle-Manager
Katakanlah Anda sudah berada di posisi paling atas perusahaan. Bukan berarti Anda kehilangan kontak dengan karyawan yang bekerja di bawah Anda.
Front-line adalah mereka yang paling awal berinteraksi dengan pelanggan. Mereka yang paling awal mengetahui masalah yang terjadi di pasaran, sehingga Anda bisa menggali informasi untuk segera menyelesaikan masalah tersebut sebelum menjadi semakin buruk.
- Pahami Pengaruh Kondisi Emosional Anda
Lagi-lagi, pada akhirnya seorang CEO hanyalah manusia biasa. Ketika tiba di kantor, Anda mungkin membawa berbagai emosi negatif, mulai dari rasa marah hingga takut. Hal tersebut tidaklah salah. Hari itu mungkin memang hari yang buruk bagi Anda.
Namun, Anda harus menyadari bahwa perubahan emosi drastis dari pemimpin perusahaan bisa berdampak besar bagi karyawan yang bekerja di bawah Anda. Tentu saja, sebuah perubahan yang buruk.
Oleh karena itu, aturlah emosi Anda. Coba untuk melihat masalah secara objektif dan jangan terburu-buru bereaksi terhadap masalah maupun kabar buruk.
Itu dia beberapa kesalahan yang kerap kali dilakukan seseorang ketika memulai bisnis. Dengan mengetahuinya terlebih dahulu, tentu saja Anda bisa mencegah hal-hal tersebut terjadi, bukan?