Jan 14, 2021 | Kolom Kompas
[ad_1]
KOMPAS.com – Ini bukan Gong 2000, kalau anda masuk dalam generasi baby boomers angkatan akhir pasti tahu Gong 2000. Sangat terkenal dengan album musik yang rilis awal 1990-an, menceritakan kebangkitan bangsa-bangsa Timur.
Ini adalah Gong 2021 yang menandai terealisasinya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim tahun 2020 lalu.
Dengan adanya program MBKM ini, kini tak ada lagi garis demarkasi antar-kampus.
Ya, ketika regulasi sudah siap, infrastruktur teknologi sudah siap, dan mahasiswa pun tak kalah siap, maka sudah saatnya gong ditabuh untuk menandai berjalannya program MBKM tersebut.
Tujuan utama program Merdeka Belajar adalah menggali potensi terbesar guru/dosen dan murid/mahasiswa berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri.
Baca juga: Dirjen Dikti: Kampus Merdeka Siapkan Kompetensi Masa Depan
Mengutip Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, transformasi pendidikan secara digital sudah dilakukan sejak 20 tahun silam namun, progress-nya terbilang sangat lamban.
Hal ini disebabkan sebagian besar Perguruan Tinggi (PT) masih belum menyadari pentingnya penggunaan teknologi digital dalam kurikulum.
Pandemi Covid-19 yang tengah melanda ini kian mempercepat transformasi tersebut, di mana PT dituntut untuk mengadopsi metode pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online.
Saat pandemi Covid-19 ini seluruh kampus sudah menjadi digital hanya dalam beberapa minggu, di mana seluruh pembelajaran berbasiskan digital.
Selain itu, Nizam mengungkapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) juga mempercepat transformasi digital melalui program Kampus Merdeka, di mana mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah di luar program studinya.
Hal ini dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menambah pengetahuan digitalnya dengan mengambil mata kuliah berkaitan dengan internet of things.
Ditjen Dikti pun turut berkontribusi dalam mendorong akselerasi transformasi pendidikan di sekolah dasar, salah satunya melalui program Kampus Mengajar.
Dalam program ini, mahasiswa dapat mendampingi guru dalam pemanfaatan teknologi, guna mempermudah proses pembelajaran, khususnya melalui metode pembelajaran daring semasa pandemi.
Dengan demikian, kampus tidak hanya berjalan sendiri melainkan berkolaborasi dengan mitra industri, pemain teknologi global, serta masyarakat seperti pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pembangunan desa dan kota pintar yang disinergikan melalui program Kampus Merdeka.
Pemerintah juga sudah menganggarkan pendanaan dalam Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) demi mempercepat digitalisasi pendidikan tinggi dan mencapai pembelajaran yang berorientasi pada masa depan.
[ad_2]
Source link
Jan 10, 2021 | Inspirasi Bisnis
Ada pertanyaan dari bu Amelia, dari situs daya.id , untuk lebih lengkapnya silahkan teman teman bisa ke daya.id ya!
Bagaimana kita memulai usaha dan jenis usaha apa yang sesuai dgn kondisi market saat ini? – Amelia-
Jawaban:
Salam Bu Amelia, Dalam kondisi sekarang memang semua bisnis dalam kondisi bertahan, namun ternyata di sisi lain banyak peluang bisnis yang juga menarik untuk dicoba!, Adapun trend bisnis yang sekarang menjadi peluang adalah sebagai berikut :
Back to family : Bisnis yang berorientasi pada keluarga merupakan bisnis yang mempunyai peluang besar, karena kondisi seperti ini memang orang akan lebh banyak dirumah. Sebagai contoh, kalau bu Amelia menjual makanan, bisa ditambahkan untuk paket paket keluarga dan kalau menjual barang bisa diarahkan untuk menyasar ke keluarga.
Digital Ecosystem : Apapun bisnisnya bu Amelia gunakan kekuatan digital dan media online sebagai perantara jualnya. Mengingat sekarang banyak batasan batasan dalam bertransaksi secara offline, sehingga sekarang pasar lebih memilih belanja online.
Home activities : menjual produk produk untuk mendukung aktivitas dirumah sangat disarankan, sebagai contoh : Game untuk keluarga, alat alat olahraga dirumah dll.
Frozen , Healthy Instant Food : Frozen food merupakan salah satu idola di kondisi saat ini. Hal ini sudah banyak diulas di media sebagai bisnis yang sangat potensial di masa covid 19.
Back to Basic Needs : Bu Amelia bisa menjual produk produk yang menjadi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian dll. Namun perlu diperhitungkan konsumen yang disasar dari penjelasan sebelumnya.
Demikian bu Amelia, beberapa trend usaha yang berkembang cepat saat ini. Silahkan mencoba…
Salam #KewirausahaanUntukSemua
Jan 10, 2021 | Inspirasi Bisnis
“Kewirausahaan itu adalah sebuah perjalanan dan pengharapan”.
Semua dimulai dengan kondisi atau keadaan yang mendorong seseorang untuk mempunyai pengharapan. Saat dorongan pengharapan itu sudah menjadi sebuah aksi nyata barulah proses kewirausahaan itu dimulai.
Jadi kalau mau jadi seorang wirausaha yang sukses, mulailah dengan belajar untuk lebih peka dengan lingkungan. Ini bukan perkara mudah, kita harus terlatih, salah satunya belajar dari seorang anak kecil. Coba perhatikan anak umur 3 – 6 tahun… pasti banyak pertanyaan yang terlontar dari mereka bukan ? seperti… siapa penyanyi pertama di dunia ? menapa Nabi tidak ada yang wanita? mengapa banyak orang tidur dipinggir jalan dan tidak punya rumah ? mengapa orang itu marah ? mengapa dunia berputar? mengapa mengapa dan mengapa…
Pada saat anda kecil, anda pasti ingin tau segalanya, bahasa anak sekarang “kepo” banget lah. Seorang anak tidak merasa menjadi orang bodoh karena tidak tau dan dari rasa keingin tahuan itu, seorang anak pasti tidak akan pernah berhenti sampai menemukan jawabannya. Rasa ingin tahu ini juga yang akan membuat seorang entreprenuer lebih peka terhadap lingkungan, merasakan ada permasalahan dan mencari solusinya.
Jadi mulai sekarang latihlah diri kalian untuk mulai sering bertanya “WHY…” tentang apapun.
Dengan banyak pertanyaan dikepala anda, pasti banyak juga permasalahan yang bisa diidentifikasi … coba saja lihat pertanyaan pertanyaan yang saya tulis diparagraf sebelumnya? .. beberapa merupakan masalah bukan ? dari sudut pandang seorang entrepreneur masalah itu merupakan peluang. Dari sebuah masalah, kita bisa cari solusinya dan akhirnya solusi itulah yang akan menjadi bibit sebuah bisnis.
Ya… Masalah, Peluang, Solusi dan akhirnya solusi itu menjadi bisnis yang kita akan jalankan.
Setelah bisa melihat peluang terus apa lagi dong ? ya pastinya dijalankan. Sebaik baiknya ide, sebaik baiknya peluang, tidak akan jadi bisnis kalau tidak dijalankan. Seperti yang tadi sempat dibahas, disaat sudah mulai ada perjalanan mengejar pengharapan, selamat… anda sudah jadi seorang entrepreneur.
Jadi, jaga terus “api” pengharapan itu. Jadikan motivasi untuk terus berjalan. jika lelah, beristirahat sejenak.
JANGAN BERHENTI…
Lanjutkan perjalanan sampai sudah mulai merasakan pengharapan itu menjadi kenyataan.
Maju terus entreprenuer muda Indonesia.
Salam #KewirausahaanUntukSemua
Jan 9, 2021 | Inspirasi Bisnis
Beberapa bulan lalu, saya dipanggil oleh Kementerian Tenaga Kerja untuk ikut dalam Focus Group Discussion sebagai narasumber. Ini kali kelima kalau tidak salah, saya dipanggil untuk berdiskusi. Ya.. tidak jauh jauh, dan sudah ketebak memang kita akan bicara bagaimana dampak pelatihan kewirausahaan yang telah dilakukan oleh Kemenakertrans bisa berdampak dan membuahkan hasil.
Tapi kali ini saya tidak mau membahas hal itu.. kurang asik dan membosankan menurut saya.
Karena ada informasi yang lebih menarik yang bertahun tahun tidak pernah berubah… yaitu isu jumlah pengangguran tertinggi masih didominasi oleh lulusan SMK. Ini juga menjadi salah satu pembicaraan seru waktu itu, dimana awalnya SMK ini diharapkan bisa menjadi sebuah solusi mengurangi angka pengangguran karena SMK fokus pada keterampilan. Jadi positioningnya, “SMK cetak tenaga terampil dan mereka siap kerja”…
Tenaga Terampil Siap Kerja… ya memang benar, mereka siap kerja. Tapi pertanyaannya kenapa lulusan SMK saat ini masih menjadi lulusan yang paling banyak menganggur ? hmm…
Menarik…
Jadi mikir…. , kalau mereka siap kerja, kira kira mereka bekerja dimana ? daya tampungnya memang ada? 64 Juta UMKM yang mendominasi kategori usaha di Indonesia , 3 – 4 persen Entrepreneur di Indonesia apakah sanggup untuk menampung semua lulusan SMK sudah dilatih untuk terampil dan sudah siap kerja? …
Sepertinya ada strategi yang salah…. (bisa jadi saya juga salah!)
Bagaimana kalau kita balik posisinya? bagaimana kalau strateginya kita ciptakan tenaga terampil siap wirausaha. Siapa bilang seorang wirausaha tidak perlu terampil? Kenyataanya di Program Studi Kewirausahaan Podomoro University, dimana tempat saya berkarya menjadi ketua program studi.. anak anak yang lulusan SMK lah yang perform lebih baik dari mahasiswa yang lain. Yes… thats true!. Kenapa?. Menjadi entrepreneur itu artinya memulai dari 0, dan jika dimulai dari 0 berarti jangan harap ada yang bisa membantu anda selain diri anda sendiri. Dengan keterampilan yang didapat di SMK, seorang siswa pasti tidak akan terlalu direpotkan dengan mencari orang lain, karena bisa dimulai dari keterampilan yang ia miliki.
Make sense lah ya..
Jadi sepakat ? Tenaga terampil siap wirausaha?
Sebenarnya untuk jadi seorang wirausaha, kurikulum di SMK hanya butuh dirombak sedikit kok. Dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan umum sudah jangan diotak atik… tinggal ditambahkan saja materi mengenai Entrepreneurial Mindset. Mindset untuk bertumbuh, tidak pantang menyerah dan selalu berorientasi pada tindakan.
Hardskil sudah cukup di SMK. Tinggal softskilnya saja…
Softskills yang paling penting bisa dimulai bagaimana ber-emphaty ? orang lain. Melatih diri bagaimana benar benar mengerti apa yang diinginkan customer. Tidak hanya sekedar mengerti, tapi bisa tepat menentukan produk / jasa apa yang paling tepat. Softskill lain berkaitan dengan leadership yang berguna untuk melatih menjadi lebih “tahan banting” selalu melihat masalah menjadi peluang dan toleransi yang tinggi kepada kesalahan. Antara IQ dan EQ, softskill mengasah EQ lebih banyak.
Kira kira kesuksesan ditentukan 80% oleh EQ masih berlaku kah? kalaupun tidak, dipastikan itu sangat menentukan kesuksesan seorang Entrepreneur. Dengan mempunyai keterampilan berkomunikasi kepada stakeholder, mengerti orang, mengatur “orang” didalam tim, dll semua proses menjadi Entrepreneur akan menjadi lebih mudah. Karena Entrepreneur is about people… and that people = customer.
Ok lah … mungkin itu sedikit pemikiran saya yang belum tentu penting untuk anda. Terlepas dari permasalahan SMK yang saya bahas diatas, melalui tulisan ini saya diingatkan kembali untuk menjadi orang yang lebih bisa mengerti orang lain.
Ya… mengerti orang lain.
Salam #KewirausahaanUntukSemua
Komentar Terbaru