Membangun Service Excellence untuk Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Membangun Service Excellence untuk Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, pelanggan bukan hanya menjadi aset utama, tetapi juga jantung dari setiap kesuksesan bisnis. Di balik setiap pembelian atau transaksi, ada harapan, kebutuhan, dan emosi yang perlu dihargai. Namun, bagaimana cara kita memastikan pelanggan merasa puas dan ingin kembali bertransaksi? Jawabannya adalah service excellence atau pelayanan prima.

Pelayanan prima bukan sekadar memberikan layanan yang baik. Ini tentang melampaui harapan pelanggan, menciptakan pengalaman yang berkesan, dan menjadikan kepuasan pelanggan sebagai budaya organisasi. Ketika pelayanan ini diterapkan secara konsisten, loyalitas pelanggan pun dapat terbangun dengan sendirinya.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan service excellence? Ini adalah filosofi yang mengutamakan pelanggan dengan memberikan layanan yang melampaui ekspektasi mereka. Filosofi ini tidak hanya menjadi tanggung jawab departemen tertentu seperti layanan pelanggan, tetapi harus dihayati oleh seluruh anggota organisasi, dari staf hingga manajemen puncak. Dengan kata lain, pelayanan prima adalah tanggung jawab bersama.

(more…)

Jatuh Bangunnya Usaha Yasa Singgih – Forbes 30 Under 30 Asia Termuda

Jatuh Bangunnya Usaha Yasa Singgih – Forbes 30 Under 30 Asia Termuda

Jatuh Bangunnya Usaha Yasa Singgih – Forbes 30 Under 30 Asia Termuda

Menjadi pengusaha bukanlah hal yang mudah, apalagi menjadi pengusaha di usia yang masih relatif muda. Namun itulah yang berhasil dilakukan oleh Yasa Singgih, seorang pengusaha yang telah menyandang predikat The Youngest Forbes 30 Under 30 Asia di bidang Retail & E-commerce tahun 2016. 

Namun jangan salah, kesuksesan Kang Yasa tidak diperoleh semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan dan dedikasi yang kuat. Tantangan dan kegagalan telah jadi hal lumrah dalam perjalanan karir Kang Yasa. Setelah berhasil bangkit berkali-kali, sampailah ia di titik sekarang. 

Lalu, bagaimana kisah Kak Yasa hingga bisa sukses seperti sekarang? Simak perjalanan lengkapnya di bawah ini!

  1. Awal Kehidupan Yasa Singgih

Anda mungkin kenal Kang Yasa dari brand fashion ternama Men’s Republic, namun jika dilihat dari latar belakangnya, ia layaknya anak-anak pada umumnya yang mungkin adalah tetangga atau teman sekolah Anda. 

Lahir sebagai anak “bontot” dari tiga bersaudara justru tidak mematahkan semangat Kang Yasa untuk hidup mandiri. Ayahnya yang didiagnosa menderita penyakit jantung ketika ia masih duduk di bangku SMP mengharuskannya untuk menjalani operasi ring, namun ayah Kang Yasa menolak melakukan operasi dan lebih memilih menggunakan uang untuk melanjutkan pendidikan ketiga anaknya. 

Tidak ingin menambah beban ekonomi bagi kedua orangtuanya, Kang Yasa mulai iseng-iseng menjadi pembawa acara (MC) di berbagai acara. Meski usianya baru 15 tahun, ia bisa mengantongi Rp 350.000 untuk tiap acara yang ia bawa. Dalam satu harinya, ia bahkan bisa tampil di tiga acara sekaligus. 

  • Mulai Berbisnis

Kang Yasa sendiri sepertinya menyadari bagaimana penjualan jasa memiliki batasannya. Waktu yang ia miliki terbatas, belum lagi ia masih harus sekolah. Karena itu ketika ia mulai menginjak bangku SMA, ia mencoba terjun ke bidang bisnis, tepatnya penjualan lampu hias.

Ia lalu mencoba meraih peruntungan di bisnis kaos. Salah satu yang menjadi masalah disini adalah desain baju. Mungkin karena ini adalah pengalaman pertama Kang Yasa di bidang bisnis, ia bergerak secara spontan sesuai instingnya tanpa berpikir secara matang mengenai strategi marketing atau hal-hal teknis lainnya. 

Setelah menghubungi perusahaan konveksi milik temannya, ia mendesain baju hanya dengan menggunakan Microsoft word. Ya, bukan corel draw, photoshop atau bahkan aplikasi turunan paint, namun aplikasi yang biasa Anda gunakan untuk membuat pr dan tugas dari sekolah. 

Kaos pun dicetak sebanyak 24 buah, namun hanya 2 yang terjual dan ironisnya, salah satu kaos dibeli oleh ibu Kang Yasa sendiri. 

Tidak merasa berkecil hati, Kang Yasa menjelajahi pasar Tanah Abang dan membeli lusinan baju dengan modal sebesar 4 juta rupiah untuk dijual kembali. Untungnya tanpa strategi marketing yang matang, bisnisnya kali ini mulai membuahkan hasil meski tidak bertahan lama. 

  • Bisnis Kuliner Pertama dan Kegagalan Ratusan Juta Rupiah

Belum puas di bisnis kaos, Kang Yasa mulai melirik bisnis kuliner. Dengan merk “Ini The Kopi”, usaha minuman Kang Yasa sempat berkembang pesat hingga dibukanya cabang di Mal Ambasador. Naas, perencanaan yang kurang matang juga mengakibatkan bisnis ini gulung tikar dan bahkan menguras uang Kang Yasa hingga ratusan juta rupiah.

  • Kelahiran Men’s Republic

Ketika lulus SMA, Kak Yasa memutuskan untuk benar-benar fokus untuk berbinis. Dengan brand “Men’s Republic”, ia menggaet pabrik sepatu di Bandung dan menjual produk tersebut secara online. Ya, di kala itu, Kang Yasa memang hanya fokus di bidang sepatu saja. 

Baru setelah produknya dikenal luas, ia mulai merambah ke produk lain seperti celana, tas hingga ikat pinggang. Di usianya yang baru menginjak 20an, ia telah berhasil membangun PT Paramitha Singgih yang membawahi brand Men’s Republic.

  • Wirausaha Jadi Influencer

Mereka bilang orang sukses akan menarik orang sukses lainnya dan itulah yang dilakukan oleh Kang Yasa. Meskipun telah sibuk di bidang bisnis, ia tetap aktif menjadi pembicara dan narasumber di berbagai seminar kewirausahaan untuk membagikan tips-tips dan pengalaman yang dimilikinya kepada anak-anak muda Indonesia. 

Beberapa seminar yang menghadirkan Kang Yasa sebagai pembicara adalah Bulan Inspirasi Mahasiswa (BIM) 2018 yang diadakan di Universitas Kristen Petra, Seminar Yasa Singgih di Universitas Brawijaya, Pruve It Meet Up di Semarang, serta banyak lagi. 

Di tahun 2015, ia juga mengarang buku berjudul, “Never Too Young to Become a Billionaire” yang bisa menjadi petunjuk dan arahan bagi anak-anak muda yang ingin menjadi entrepreneur namun terlalu takut karena tidak adanya pengalaman hingga modal. 

  • 3 Tips Utama Bisnis Ala Yasa Singgih
  • Cari Aman vs Cari Untung

Kang Yasa mengungkapkan bagaimana perbedaan utama antara pebisnis dan yang bukan pebisnis, yaitu keberanian memulai bisnis. Kadang hanya perlu satu langkah itu saja untuk mengembangkan sebuah bisnis, namun orang-orang terlalu takut untuk mengambilnya. 

Bahkan jika Anda memiliki ide hebat, tidak ada yang akan mengetahuinya jika Anda tidak mengubahnya menjadi kenyataan bukan?

  • Modal Ilmu

Ya, sudah lihat sendiri bukan bagaimana jatuh bangun Kang Yasa untuk membangun bisnis yang berkepanjangan? Mulai dari kaos hasil desain sendiri hingga kuliner minuman, semuanya hanya bisa bertahan seumur jagung karena perencanaan yang kurang matang. 

Anda tidak harus mengikut jejak Kang Yasa, namun belajarlah darinya. Daripada menghadapi kegagalan berkali-kali, lebih baik Anda sudah memiliki bekal ilmu bisnis dan marketing sebelum memulai usaha Anda. 

  • Modal yang Bukan Uang

Kang Yasa sendiri mengungkapkan bahwa uang memang dibutuhkan untuk memulai bisnis, namun jumlahnya tidak harus banyak karena ilmu, mental dan networking bisa menutupi kekurangan modal uang Anda. 

Nah, itu dia kisah jatuh bangun pengusaha muda Yasa Singgih serta tips-tips bisnis yang bisa bermanfaat bagi Anda para calon entrepreneur muda. Bagaimana, sudah siap memulai bisnis sukses dengan omzet miliaran rupiah?

Tips dan Trik Membuat Logo Perusahaan

Tips dan Trik Membuat Logo Perusahaan

Tips dan Trik Membuat Logo Perusahaan

Ketika mendengar kata McDonald, apa yang akan Anda bayangkan? Apakah ayam berbau harum yang baru diangkat dari minyak panas? atau rasa krispi yang membuat mulut Anda tergiur? 

Sebelum semua hal tersebut, Anda pasti akan membayangkan logo M berwarna kuning besar. Itulah kekuatan dari logo. 

Ketika seseorang bisa mengasosiasikan nama bisnis Anda dengan logo yang Anda buat. 

Membuat logo mungkin terdengar mudah, namun dibaliknya terdapat banyak pertimbangan mulai dari apakah logo tersebut menggambarkan nilai-nilai bisnis Anda hingga pertimbangan psikologis yang membuat logo Anda mudah membekas di bawah alam sadar calon pelanggan Anda. 

Bingung bagaimana cara melakukannya? Ini dia beberapa tips untuk membuat logo yang tepat bagi bisnis Anda.

1)   Tentukan Identitas Brand Anda

Sebuah perusahaan atau brand pasti memiliki ciri khas yang membedakannya dari kompetitor. Jika Anda tidak memilikinya, maka Anda harus mulai mempertanyakan bisnis Anda.

Cobalah jawab beberapa pertanyaan mengenai brand Anda. Apa nilai-nilai yang sangat penting bagi bisnis Anda? Mengapa Anda memulai bisnis? Apa yangmembuat bisnis Anda lebih baik dari yang lain? Coba deskripsikan brand Anda dalam 3 kata?

Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda akan memperoleh bayangan logo seperti apa yang Anda inginkan.

  •  Cari Inspirasi Desain

Tidak semua orang lahir sebagai jenius desain, tapi Anda tidak harus menjadi salah satunya untuk membuat desain yang luar biasa.

Brainstorming

Ada beberapa taktik yang dapat Anda lakukan, diantaranya adalahbrainstorming. Anda punya tim, teman dan orang-orang terdekat. Berdiskusilah dengan mereka, orang-orang dengan berbagai latar belakang berbeda dengan ide-ide bervariasi.

Bahkan ide yang terkesan aneh dan tidak masuk akal juga bisa menjadi ide cemerlang apabila dilakukan diskusi mendalam mengenainya.

Ketika Anda berdiskusi, pastikan bahwa Anda selalu melihat dari sudut pandang pengguna produk Anda jangan dari sudut pandang Anda sebagai pembuat produk.

Sementara itu, libatkan juga orang dari berbagai divisi supaya Anda bisa memperoleh perspektif yang berbeda-beda pula.

Referensi online

Jika Anda ingin menghindari perbedaan persepsi yang terlalu banyak dan biasanya justru malah menyebabkan terhambatnya pengambilan keputusan, Anda juga bisa mencari referensi secara online.

Beberapa situs seperti Pinterest biasanya menyediakan berbagai gambar, klip, hingga foto yang Anda butuhkan dengan cukup mengetik kata kunci tertentu.

Darisana, imajinasi Anda otomatis akan terpancing dan biarkan mereka membawa Anda ke logo yang Anda inginkan.

Modifikasi dari Kompetitor

Lagi-lagi, Anda tidak perlu ahli mendesain untuk menciptakan logo yang keren. Salah satunya, Anda bisa belajar dari kompetitor Anda.

Lihat kelebihan maupun kesalahan mereka. Jika audiens Anda kurang lebih serupa dengan mereka, maka Anda bisa meniru logo mereka dan memodifikasinya.

Di lain sisi, Anda juga harus pastikan bahwa logo perusahaan Anda mencolok dan bisa dibedakan dari kompetitor Anda. Sebagai contohnya, kompetitor menggunakan logo berwarna-warni, cobalah bereksperimen dan gunakan logo satu warna.

3)   Lakukan Tahap Demi Tahap

Kenyataannya, membuat logo tidaklah semudah itu. Meskipun Anda sudah mengumpulkan berbagai ide cemerlang, mewujudkannya menjadi satu logo yang utuh bisa jadi sangat merepotkan.

Lalu, apa yang harus Anda lakukan?

Tidak perlu terburu-buru. Lakukan secara bertahap dan Anda akan menyelesaikan logo Anda secara lebih cepat dan efektif.

Pertama,style. Gaya seperti apa yang Anda inginkan, apakah modern, klasik, retro atau menyenangkan?

Gaya modern mungkin cocok untuk menjangkau anak muda dan generasi milenial yang biasanya menyukai hal yang simpel dan praktis. Sementara itu, gaya klasik bisa menjangkau lebih banyak audiens dan bisa menunjukkan profesionalisme yang lebih baik pula.

Anda juga tidak bisa meremehkan gayavintage danretro.Meskipun gaya ini terkesan ketinggalan zaman, nyatanya kedua gaya tersebut mulai diminati lagi oleh masyarakat, terutama anak muda di zaman sekarang.

Setelah menemukan style, Anda bisa menentukan hal-hal lain seperti warna, bentuk, grafik hingga tipografi.  

4)   Belajar dari Logo Terkenal

    Logo Deskriptif

Pada tahun 1800an akhir, produsen pakaian terkenal Levi Strauss & Co bereksperimen dengan logo mereka dan coba menggunakan logo deskriptif. Meskipun logo yang simpel biasanya lebih diminati, logo deskriptif ternyata bisa memberikan efek unik dan mencolok dibandingkan brand lain di pasaran.

Apa yang dimaksud dengan logo deskriptif? 

Salah satu produk Levi Strauss yang paling terkenal adalah celana jeans yang sangat kuat dan tidak mudah rusak. Untuk menunjukkan hal tersebut, mereka menggunakan logo celana yang ditarik oleh dua ekor kuda. 

Nyatanya, pembeli di zaman itu jatuh cinta dengan jenis logo sedemikian rupa. Banyak dari mereka yang datang ke toko dan menanyakan celana jeans yang ditarik oleh dua buah kuda. 

Logo sedemikian rupa, meskipun menentang desain logo pada umumnya justru menarik perhatian para pelanggan karena terlihat lebih otentik dan original dibandingkan logo kompetitor lain di pasaran. 

Tentu saja tren ini mulai berubah. Jika Anda lihat sekarang, logo Levi’s sudah berkembang menjadi lebih simpel dan ekspresif, yaitu sebuah saku dengan tulisan Levi’s. 

Mereka menyadari bahwa ketika brand mereka sudah mulai dikenal masyarakat luas, penggunaan logo deskriptif sebenarnya tidak terlalu diperlukan lagi karena masyarakat sudah mengenal apa yang mereka tawarkan.

Lalu, pelajaran apa yang bisa diambil? Tren logo selalu berubah, Anda tidak perlu melekat pada satu aturan. Belajarlah dari kompetitor Anda, bereksperimen dan tentukan logo yang memberi dampak positif bagi brand Anda.

Itu dia beberapa tips dan trik dalam membuat logo yang bisa Anda coba terapkan pada bisnis Anda. Sudah siap membuat logo keren yang mampu dikenal di seluruh dunia?

Pentingnya Kreativitas dalam Berinovasi

Pentingnya Kreativitas dalam Berinovasi

Pentingnya Kreativitas dalam Berinovasi

Baik Anda merupakan pengusaha kecil, menengah hingga karyawan kantor biasa, inovasi adalah salah satu kemampuan yang harus Anda miliki. Bagaimana tidak, persaingan semakin ketat, baik antar perusahaan dengan audiens yang sejenis maupun pasar tenaga kerja.

Sebuah perusahaan yang memiliki tenaga kerja kreatif dan mampu berinovasi akan lebih mudah untuk masuk ke dalam pasar, menemukan kesempatan yang lebih besar dan mengembangkan produk yang lebih baik dari kompetitor. 

Inovasi bukanlah hal yang mudah. Perlu dilakukan berbagai trial and erroruntuk melihat solusi terbaik yang memang sesuai dengan masalah yang ada.  

Mengenai Kreativitas

Beberapa tokoh memiliki definisinya sendiri mengenai kreativitas. Contohnya, Maria Popova, penulis dan sastrawan asal Amerika mendefinisikan kreativitas sebagai kombinasi dari kemampuan untuk menjangkau lebih dalam sumber daya yang tersedia, mulai dari pengetahuan, informasi, inspirasi dan hal-hal lainnya, lalu mengombinasikannya menjadi hal baru yang luar biasa.

Sementara itu, Rollo May dalam bukunya “The Courage to Create” mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan sebuah proses untuk mewujudkan sesuatu yang baru, yang mana dibutuhkan komitmen dan semangat tinggi untuk mewujudkannya. 

Secara umum, kreativitas bisa diartikan sebagai suatu langkah untuk mengubah ide, imajinasi maupun mimpi menjadi suatu kenyataan. Sebagai seorang kreatif, seseorang harusnya mampu menghubungkan fakta-fakta yang awalnya tidak terlihat berkaitan, lalu menemukan ide baru dari data-data tersebut.

Kreativitas, Bakat atau Pembelajaran?

Ketika berbicara tentang kreativitas, banyak orang berpikir bahwa hal tersebut adalah bakat. Mengejutkannya, sebuat penelitian yang dilakukan oleh George Land menungkapkan bahwa 98 persen dari 1600 anak berusia lima tahun dinyatakan sebagai seorang jenius kreatif. 

Ketika tes tersebut dilakukan lagi ketika mereka berusia 15 tahun, hanya 30 persen anak adalah jenius kreatif. Angka ini terus menurun seiring dengan umur seseorang yang semakin meningkat. 

Apa yang dimaksud dengan jenius kreatif? Berdasarkan penelitian tersebut, jenius kreatif disetarakan dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Picasso, Einstein hingga Mozart. Lalu, kenapa anak-anak yang luar biasa ini justru kehilangan potensinya ketika mereka semakin tua?

Jika dipikirkan lagi, sebenarnya hal ini tidak terlalu mengejutkan, bukan? Ketika masih kecil, guru dan orang tua Anda akan mendorong Anda untuk memiliki mimpi setinggi bintang-bintang dan terus mengejarnya, bahkan meskipun terlihat mustahil untuk mencapainya. Seiring umur Anda semakin tua, mereka mulai meminta Anda untuk bersikap lebih realistis. 

“Ayolah tidak mungkin Anda bisa menjadi penyanyi, hanya beberapa orang saja yang bisa terkenal.”

Dalam contoh lainnya, mimpi Anda sebagai dokter mulai pupus seiring dengan fakta bahwa dibutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk menempuh sekolah kedokteran. 

Di umur 20-an, Anda mulai berpikir semakin realistis. Hidup tidak lagi hanya tentang mimpi, namun tentang bagaimana memperoleh uang yang cukup untuk membayar kebutuhan sehari-hari Anda dan biaya lainnya. 

Namun, sekarang tiba-tiba Anda dituntut untuk menjadi kreatif setelah diminta untuk bersikap realistis seumur hidup Anda. Konyol memang, namun pertanyaan utamanya adalah bagaimana membangun sifat kreatif yang telah lama hilang tersebut, bukan?

Pertama, mindset. Bayangkan ketika Anda masih kecil, bagaimana tiap hal adalah sesuatu yang keren dan membuat penasaran. 

“Mengapa pesawat bisa terbang? Apakah semut bisa berbicara? Bagaimana aku lahir ke dunia?”

Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itulah yang bisa menjadi pintu menuju kreativitas. 

Don’t be ignorance, because creativity was borned from curiosity

Kedua, temukan lingkungan terbaik bagi Anda. Beberapa orang mendapat inspirasi ketika sedang mandi. Sebut saja Agatha Christie yang biasanya menemukan plot unik ketika sedang berendam di bathup sambil mengunyah sebuah apel. Selain itu, beberapa orang lain mungkin mendapat ide ketika sedang berjalan-jalan sendirian atau sebelum tidur. 

Penelitian mengungkapkan bahwa kreativitas biasanya lahir ketika Anda sedang sendirian, tidak terganggu oleh bisingnya pembicaraan orang, sehingga Anda bisa menjangkau berbagai ingatan dalam diri Anda dan menciptakan ide luar biasa dari hal-hal tersebut.

Nah mengejutkannya, sikap tidak kreatif justru malah dipelajari oleh seseorang ketika mereka semakin dewasa. Mereka bertemu banyak orang yang lebih dewasa, komunitas dan masyarakat yang telah memiliki budaya dan pemikiran serupa. Hal tersebut justru mengubah cara pandang mereka yang awalnya unik menjadi general. 

Mengapa Kreativitas Penting dalam Inovasi?

Kreativitas dan inovasi adalah dua hal yang berbeda. Namun, inovasi tidak akan lahir tanpa adanya kreativitas. Sebuah inovasi perlu dibuat ketika metode atau cara kerja awal yang digunakan tidak menyelesaikan masalah atau mencapai target yang diberikan. 

Lalu, bagaimana inovasi bisa lahir?

Tentu saja, dari adanya sebuah kreativitas. Ketika seseorang mulai berpikir “out of the box”, mencetuskan ide tidak biasa yang lahir dari informasi-informasi yang memang telah ada sebelumya, meskipun informasi tersebut tidak saling berhubungan satu sama lain, maka lahirlah inovasi. 

Sebuah inovasi yang lahir dari kreativitas akan otentik, unik, dan memberikan sudut pandang yang berbeda dari ide-ide yang telah ada sebelumnya. 

Sementara itu, proses inovasi juga bisa digambarkan sebagai gabungan dari pemikiran-pemikiran kreativitas. Proses inovasi diawali dengan lahirnya ide, melihat sebuah kesempatan, serta evaluasi, pengembangan hingga komersialisasi dari ide tersebut. Seluruh tahap yang kompleks tersebut membutuhkan kreativitas. 

Bagaimana, sekarang Anda sudah paham bukan mengapa kreativitas sangat penting dalam inovasi dan mengapa inovasi sangat penting dalam kehidupan karir Anda? 

Jika Anda ingin bisa berinovasi, maka Anda perlu mengembangkan jiwa kreatif Anda. Tenang saja, kreativitas bisa dipelajari dengan waktu dan dedikasi yang cukup!

Macam-Macam Inovasi Penting untuk Bisnis

Ini Dia 3 Jenis Inovasi yang Sangat Penting Untuk Bisnis Anda

Setiap bisnis harus melakukan inovasi jika tidak ingin tertinggal oleh kompetitor lainnya. Pertanyaannya, inovasi apa yang harus Anda lakukan dan apakah Anda sudah mengetahui resiko maupun keuntungan dari tiap inovasi tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa itu Inovasi

Tiap ahli memiliki definisi sendiri mengenai inovasi. Contohnya, Peter Drucker, penulis dan konsultan manajemen asal Austria mengungkapkan bahwa inovasi merupakan alat dari entrepreneurship, yang mana memberikan kapasitas tambahan kepada sumber daya tersedia untuk menciptakan nilai-nilai yang lebih baik. 

Sementara itu, Scott Berkun, penulis buku-buku terkenal mengenai inovasi dan public speaking mengungkapkan bahwa inovasi seharusnya merupakan sesuatu yang membawa perubahan positif yang berarti bagi masyarakat.

Jika disimpulkan, ada tiga pilar yang membangun inovasi, yaitu :

  1. Benar-Benar Baru

Terdapat perbedaan mencolok antara inovasi dan optimisasi. Jika hal tersebut benar-benar baru, maka hal tersebut adalah inovasi, sementara apabila produk hanya merupakan pengembangan dari produk-produk lain yang telah ada, maka disebut optimisasi. 

  • Apakah Inovasi Anda Menyelesaikan Masalah?

Beberapa inovasi lahir dari pemikiran “out-of-the-box”. Oleh karena itu, inovasi sering dikaitkan dengan kreativitas. Namun, kreativitas tidak selalu berarti inovasi. Lalu, bagaimana cara mengetahuinya? 

Jawaban singkatnya, sebuah inovasi harus bisa menyelesaikan masalah yang ada. Jika tidak, maka bisa saja kreativitas Anda hanyalah sebuah seni. Tidak ada masalah dengan seni, namun ketika kita berbicara tentang industri, inovasi yang Anda buat seharusnya memberi manfaat bagi banyak orang agar ada yang mau membelinya. 

  • Apakah Menghasilkan Nilai?

Terdapat perbedaan mencolok antara sebuah inovasi dan invensi. Invensi mungkin baru dan bisa menyelesaikan masalah, namun belum ada nilai yang diciptakan. Ketika sudah terdapat nilai, maka hal tersebut baru disebut sebagai inovasi. 

3 Jenis Tipe Inovasi

Pembagian inovasi jenis ini berdasarkan pada tahap-tahap dimana inovasi tersebut dilakukan. 

  1. Inovasi Produk

Inovasi produk dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, bahkan sebelum mereka tau apa yang mereka butuhkan. Terdapat tiga jenis kemungkinan. Pertama, sebuah produk yang benar-benar baru dan belum ada di pasaran (contohnya, uang elektronik Bitcoin).


Kedua, penambahan fitur dari produk yang telah ada. Sebagai contohnya, fitur smartphone, kamera atau teknologi lainnya biasanya akan selalu ditambahkan seiring waktu untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. 

Sementara itu, terdapat juga inovasi dari segi peningkatan kualitas fitur. Misalnya, resolusi layar yang awalnya hanya 360p berkembang menjadi 720p (HD) hingga 4320p (FUHD).

  • Inovasi Proses

Dalam hal ini, inovasi proses biasanya dilakukan untuk membuat pekerjaan lebih efektif dan meminimalisir kerja manual, serta kemungkinan kesalahan oleh manusia. 

Sebagai contohnya, proses manufaktur mobil awalnya menggunakan tenaga manusia namun seiring perkembangan teknologi, sudah digunakan prinsip otomisasi dengan menggunakan mesin. 

Sementara itu, inovasi proses juga bisa digunakan untuk membuat produk yang lebih unik dan beresonansi secara langsung dengan tiap pelanggan Anda. Sebagai contohnya, perusahaan perangkat keras Dell mengizinkan para pelanggan untuk mengkostumisasi komputer mereka pada tahap pemesanan. 

  • Inovasi Model Bisnis

Berbeda dengan kedua inovasi sebelumnya, inovasi bisnis model sifatnya lebih mendasar dan bisa mempengaruhi banyak hal, mulai dari produk itu sendiri, channel marketing hingga harga barang yang dipasarkan. 

Pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti bagaimana cara menjangkau pelanggan secara lebih efektif, bagaimana cara membuat produk Anda lebih mudah digunakan, serta masalah apa yang dihadapi klien ketika pengantaran barang dilakukan bisa menjadi faktor-faktor penting yang mempengaruhi inovasi model bisnis. 

Sebagai contohnya, perusahaan e-commerce raksasa Amazon menerapkan inovasi model bisnis berupa pemesanan secara online bukannya konvensional dengan datang langsung ke toko atau menggunakan telepon. 

3 Jenis Inovasi Berdasarkan Matriks

Sementara itu, terdapat empat jenis inovasi berdasarkan matriks jenis teknologi yang digunakan serta pasar dari inovasi tersebut. 

  1. Inovasi Tambahan

Jenis inovasi ini biasanya berkepanjangan pada produk atau layanan yang memang telah ada sebelumnya. Sebagai contohnya, smartphone yang ukurannya lebih tipis semakin diminati masyarakat. 

Secara umum, inovasi tambahan relatif mudah untuk dipasarkan karena telah ada target pasar yang jelas, sehingga Anda tidak perlu mencari pelanggan baru lagi.

Permasalahan utamanya adalah karena inovasi tambahan biasanya hanya sedikit lebih baik dari produk yang telah ada sebelumnya, ada kemungkinan konsumen merasa tidak perlu membeli produk yang sedikit lebih baik namun dengan harga yang jauh lebih mahal. 

  • Inovasi Disruptif

Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Christensen dalam bukunya yang berjudul “The Innovator’s Dilemma”. 

Berbeda dengan jenis inovasi sebelumnya, inovasi disruptif berusaha untuk mendobrak pasar yang lama dan menemukan pasar baru dengan cara yang tak terduga.

Contoh terbaru, Netflix merupakan salah satu bentuk inovasi disruptif yang mengubah industri perfilman. Awalnya, masyarakat terbiasa menggunakan sistem penyewaan DVD. Tidak ada yang menduga model bisnis layanan berlangganan Netflix akan menjadi tren terbaru bagi dunia perfilman. 

Mengenai inovasi disruptif, banyak pengusaha yang ragu untuk melakukannya. Alasan paling kuatnya adalah karena belum adanya pasar yang jelas, sehingga kemungkinan gagal juga akan lebih besar. Namun jika berhasil, keuntungan yang akan Anda dapatkan akan berlipat ganda.  

  • Inovasi Radikal

Secara prinsip, inovasi radikal tidak berbeda jauh dengan inovasi disruptif. Perbedaannya, inovasi radikal benar-benar berbeda dari produk yang masyarakat gunakan selama ini. 

Salah satu contohnya adalah penemuan internet yang benar-benar mengubah keseluruhan hidup masyarakat di dunia. 

Biasanya, inovasi jenis ini membutuhkan waktu yang lama untuk diterima masyarakat, namun ketika berhasil, maka akan menciptakan era baru yang akan mempengaruhi sektor-sektor kehidupan lain di dunia. 

Bagaimana, apakah sekarang Anda sudah lebih paham mengenai jenis-jenis inovasi dan cara menerapkannya dalam bisnis Anda? 

Menciptakan Produk yang Unik dan Berbeda

Menciptakan Produk yang Unik dan Berbeda

Ini Dia Petunjuk Lengkap Menciptakan Produk yang Unik dan Berbeda

Jika Anda ingin sukses sebagai pengusaha, jangan sampai berhenti untuk berinovasi. Bahkan, inovasi saja tidak cukup, pastikan juga Anda terus menghasilkan produk yang unik dan berbeda dari kompetitor Anda. Penasaran bagaimana cara melakukannya? Simak penjelasan berikut ini!

Bagaimana Cara Mengubah Ide Menjadi Produk

Seseorang mungkin memiliki ribuan ide setiap harinya. Pertanyaan utamanya, apakah Anda siap untuk mengubah ide tersebut menjadi sebuah produk? Ide hanya akan sebatas mimpi tanpa sebuah usaha untuk mengubahnya menjadi suatu bentuk yang nyata.

Batas antara keduanya sangat tipis dan ketika Anda menyaksikan ide Anda telah dikembangkan terlebih dahulu oleh kompetitor Anda, Anda hanya bisa mengatakan, “Aku sebelumnya pernah memilikirkan ide tersebut, jika saja aku mewujudkannya ketika itu.”

Yah, nasi telah menjadi bubur dan mengenai inovasi, yang pertama mempublikasikannya ke pasaran akan menjadi pemenangnya. 

Jika Anda memiliki ide cemerlang atau bahkan aneh sekalipun, jangan ragu untuk mengubahnya menjadi suatu produk yang luar biasa. Ini beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengubah sebuah ide menjadi produk. 

  1. Dokumentasikan

Ketika sebuah ide hanya ada di pikiran Anda, maka ada kemungkinan ide tersebut akan hilang tanpa terealisasikan. Lebih buruknya, orang lain mungkin telah memikirkan ide yang sama dan telah membuat produk serupa. 

Lalu, apa yang harus Anda lakukan?

Mudah, tulis ide Anda, mulai dari fitur-fitur yang ingin Anda buat, cara mempromosikan produk tersebut, siapa yang akan menjadi target pasar Anda dan lain sebagainya.

  • Buat Prototipe

Prototipe atau purwarupa merupakan bentuk awal dari produk yang akan Anda buat nanti. Prototipe biasanya dibuat untuk memastikan bahwa ide yang Anda miliki benar-benar bisa direalisasikan. 

Semetara itu, prototipe juga dibuat untuk memudahkan komunikasi antar anggota tim maupun usermengenai produk bersangkutan. Dengan begitu, ide-ide baru dan segar untuk pengembangan produk tersebut pun akan lebih mungkin muncul. 

  • Jangan Biarkan Ide Anda Dicuri

Kenyataannya, ide bagus sangat mungkin dicuri oleh pihak-pihak lain yang ingin menyaingi Anda. Lalu, bagaimana mencegah hal tersebut? Jawabannya, tentu saja segera patenkan inovasi Anda!

Caranya pun cukup mudah, Anda hanya perlu mengajukan permohonan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, memenuhi berkas-berkas yang dibutuhkan, membayar Rp 750.000,00 sebagai biaya permohonan paten, lalu akan dilakukan pemeriksaan oleh Ditjen KI. Jika sudah disetujui, Anda akan memperoleh Sertifikat Hak Paten. 

Mengapa Anda Harus Terus Berinovasi

Mudahnya, industri yang Anda geluti pasti akan terus berkembang mengikuti kebutuhan konsumen. Jika Anda tidak berinovasi, sudah pasti Anda akan tertinggal dari kompetitior Anda. Inovasi akan membawa perkembangan baik bagi komunitas maupun perusahaan itu sendiri. 

Secara komunitas, diharapkan inovasi bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada, serta mendorong pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Sementara secara internal, inovasi dibutuhkan untuk menjamin seluruh pekerjaan bisa dilakukan secara efektif dengan produktivitas yang tinggi pula. Contohnya adalah perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk automisasi berbagai hal, sehingga pekerjaan berulang yang biasanya dilakukan secara manual bisa disingkirkan. 

Secara lebih lanjut lagi, inovasi memudahkan pertumbuhan dari perusahaan itu sendiri. Terutama ketika perusahaan Anda bermula dari startupkecil dengan mimpi besar untuk menjangkau pasar yang lebih luas, inovasi baik dari segi produk maupun sistem kerja harus terus dilakukan. 

3 Kiat Sukses Menciptakan Produk Unik dan Berbeda

Bayangkan seorang konsumen menggenggam dua produk dengan merk yang berbeda. Ia menimbang-nimbang produk mana yang harus ia beli. Pertanyaannya adalah bagaimana cara Anda membuatnya memilih produk Anda ketimbang produk kompetitor lain tersebut?

Ada 3 hal yang bisa Anda lakukan untuk memastikan produk Anda unik dan lebih menarik untuk dipilih oleh pelanggan Anda.

  1. Libatkan Pelanggan Anda

Mari kita buat analogi, pendiri sebuah perusahaan pasti akan lebih memilih membeli produknya daripada produk lain. Sebut saja bos g*jek akan memesan transportasi untuk jalan-jalan ke mal, akankah ia justru memesan lewat aplikasi gr*b?

Mereka yang terlibat langung di sebuah perusahaan, baik itu bos, manajer hingga staf karyawan pasti akan menggunakan sekaligus merekomendasikan produk dari perusahaan tempatnya bekerja. 

Hal itu bisa Anda terapkan kepada pelanggan Anda. Cobalah beri mereka customer experienceyang unik dan berbeda, misalnya bertanya mengenai jenis inovasi yang mereka butuhkan, mengundang mereka untuk berkeliling di perusahaan Anda untuk melihat proses keseluruhan hingga produk diluncurkan, dan lain sebagainya.

  • Tambahkan Cerita Personal

Belakangan, produk berkualitas saja tidak bisa menjamin banyaknya pelanggan. Mereka menginginkan sebuah cerita dibalik terciptanya produk tersebut. Cerita yang menyentuh dan unik bisa menjadi nilai tambah bagi produk Anda. 

Misalnya saja, Anda pasti sering mendengar bagaimana perusahaan Apple hanya dimulai dari sebuah garasi kecil di California sebelum akhirnya berkembang menjadi perusahaan teknologi terkemuka di dunia. 

Kisah ini banyak terdengar kembali di kalangan anak muda yang baru mulai merintis startup. Secara tidak langsung, orang-orang tersebut ikut mempromosikan brand Apple tanpa dibayar. 

  • Kustomisasi

Pelanggan Anda-lah yang akan menggunakan produk Anda. Mereka yang tau produk seperti apa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, metode kustomisasi bisa menjadi daya tarik sendiri untuk menggaet pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama. Bagaimana caranya?

Anda bisa memberikan pilihan yang luas bagi pelanggan Anda. Misalnya di Ombe Kofie, disediakan jenis kopi regular dan strongtergantung pada kapasitas kadar kafein pelanggan. Dengan begitu, Anda tidak perlu takut mereka akan mencari brand lain karena tidak sesuai dengan jenis produk yang Anda tawarkan.

Nah, itu dia beberapa penjelasan mengenai pentingnya inovasi dan bagaimana menciptakan produk yang unik dan berbeda. Bagaimana, sudah siap untuk menciptakan produk yang luar biasa?