Pentingnya Kreativitas dalam Berinovasi
Baik Anda merupakan pengusaha kecil, menengah hingga karyawan kantor biasa, inovasi adalah salah satu kemampuan yang harus Anda miliki. Bagaimana tidak, persaingan semakin ketat, baik antar perusahaan dengan audiens yang sejenis maupun pasar tenaga kerja.
Sebuah perusahaan yang memiliki tenaga kerja kreatif dan mampu berinovasi akan lebih mudah untuk masuk ke dalam pasar, menemukan kesempatan yang lebih besar dan mengembangkan produk yang lebih baik dari kompetitor.
Inovasi bukanlah hal yang mudah. Perlu dilakukan berbagai trial and erroruntuk melihat solusi terbaik yang memang sesuai dengan masalah yang ada.
Mengenai Kreativitas
Beberapa tokoh memiliki definisinya sendiri mengenai kreativitas. Contohnya, Maria Popova, penulis dan sastrawan asal Amerika mendefinisikan kreativitas sebagai kombinasi dari kemampuan untuk menjangkau lebih dalam sumber daya yang tersedia, mulai dari pengetahuan, informasi, inspirasi dan hal-hal lainnya, lalu mengombinasikannya menjadi hal baru yang luar biasa.
Sementara itu, Rollo May dalam bukunya “The Courage to Create” mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan sebuah proses untuk mewujudkan sesuatu yang baru, yang mana dibutuhkan komitmen dan semangat tinggi untuk mewujudkannya.
Secara umum, kreativitas bisa diartikan sebagai suatu langkah untuk mengubah ide, imajinasi maupun mimpi menjadi suatu kenyataan. Sebagai seorang kreatif, seseorang harusnya mampu menghubungkan fakta-fakta yang awalnya tidak terlihat berkaitan, lalu menemukan ide baru dari data-data tersebut.
Kreativitas, Bakat atau Pembelajaran?
Ketika berbicara tentang kreativitas, banyak orang berpikir bahwa hal tersebut adalah bakat. Mengejutkannya, sebuat penelitian yang dilakukan oleh George Land menungkapkan bahwa 98 persen dari 1600 anak berusia lima tahun dinyatakan sebagai seorang jenius kreatif.
Ketika tes tersebut dilakukan lagi ketika mereka berusia 15 tahun, hanya 30 persen anak adalah jenius kreatif. Angka ini terus menurun seiring dengan umur seseorang yang semakin meningkat.
Apa yang dimaksud dengan jenius kreatif? Berdasarkan penelitian tersebut, jenius kreatif disetarakan dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Picasso, Einstein hingga Mozart. Lalu, kenapa anak-anak yang luar biasa ini justru kehilangan potensinya ketika mereka semakin tua?
Jika dipikirkan lagi, sebenarnya hal ini tidak terlalu mengejutkan, bukan? Ketika masih kecil, guru dan orang tua Anda akan mendorong Anda untuk memiliki mimpi setinggi bintang-bintang dan terus mengejarnya, bahkan meskipun terlihat mustahil untuk mencapainya. Seiring umur Anda semakin tua, mereka mulai meminta Anda untuk bersikap lebih realistis.
“Ayolah tidak mungkin Anda bisa menjadi penyanyi, hanya beberapa orang saja yang bisa terkenal.”
Dalam contoh lainnya, mimpi Anda sebagai dokter mulai pupus seiring dengan fakta bahwa dibutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk menempuh sekolah kedokteran.
Di umur 20-an, Anda mulai berpikir semakin realistis. Hidup tidak lagi hanya tentang mimpi, namun tentang bagaimana memperoleh uang yang cukup untuk membayar kebutuhan sehari-hari Anda dan biaya lainnya.
Namun, sekarang tiba-tiba Anda dituntut untuk menjadi kreatif setelah diminta untuk bersikap realistis seumur hidup Anda. Konyol memang, namun pertanyaan utamanya adalah bagaimana membangun sifat kreatif yang telah lama hilang tersebut, bukan?
Pertama, mindset. Bayangkan ketika Anda masih kecil, bagaimana tiap hal adalah sesuatu yang keren dan membuat penasaran.
“Mengapa pesawat bisa terbang? Apakah semut bisa berbicara? Bagaimana aku lahir ke dunia?”
Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itulah yang bisa menjadi pintu menuju kreativitas.
Don’t be ignorance, because creativity was borned from curiosity.
Kedua, temukan lingkungan terbaik bagi Anda. Beberapa orang mendapat inspirasi ketika sedang mandi. Sebut saja Agatha Christie yang biasanya menemukan plot unik ketika sedang berendam di bathup sambil mengunyah sebuah apel. Selain itu, beberapa orang lain mungkin mendapat ide ketika sedang berjalan-jalan sendirian atau sebelum tidur.
Penelitian mengungkapkan bahwa kreativitas biasanya lahir ketika Anda sedang sendirian, tidak terganggu oleh bisingnya pembicaraan orang, sehingga Anda bisa menjangkau berbagai ingatan dalam diri Anda dan menciptakan ide luar biasa dari hal-hal tersebut.
Nah mengejutkannya, sikap tidak kreatif justru malah dipelajari oleh seseorang ketika mereka semakin dewasa. Mereka bertemu banyak orang yang lebih dewasa, komunitas dan masyarakat yang telah memiliki budaya dan pemikiran serupa. Hal tersebut justru mengubah cara pandang mereka yang awalnya unik menjadi general.
Mengapa Kreativitas Penting dalam Inovasi?
Kreativitas dan inovasi adalah dua hal yang berbeda. Namun, inovasi tidak akan lahir tanpa adanya kreativitas. Sebuah inovasi perlu dibuat ketika metode atau cara kerja awal yang digunakan tidak menyelesaikan masalah atau mencapai target yang diberikan.
Lalu, bagaimana inovasi bisa lahir?
Tentu saja, dari adanya sebuah kreativitas. Ketika seseorang mulai berpikir “out of the box”, mencetuskan ide tidak biasa yang lahir dari informasi-informasi yang memang telah ada sebelumya, meskipun informasi tersebut tidak saling berhubungan satu sama lain, maka lahirlah inovasi.
Sebuah inovasi yang lahir dari kreativitas akan otentik, unik, dan memberikan sudut pandang yang berbeda dari ide-ide yang telah ada sebelumnya.
Sementara itu, proses inovasi juga bisa digambarkan sebagai gabungan dari pemikiran-pemikiran kreativitas. Proses inovasi diawali dengan lahirnya ide, melihat sebuah kesempatan, serta evaluasi, pengembangan hingga komersialisasi dari ide tersebut. Seluruh tahap yang kompleks tersebut membutuhkan kreativitas.
Bagaimana, sekarang Anda sudah paham bukan mengapa kreativitas sangat penting dalam inovasi dan mengapa inovasi sangat penting dalam kehidupan karir Anda?
Jika Anda ingin bisa berinovasi, maka Anda perlu mengembangkan jiwa kreatif Anda. Tenang saja, kreativitas bisa dipelajari dengan waktu dan dedikasi yang cukup!
Komentar Terbaru