Jatuh Bangunnya Usaha Yasa Singgih – Forbes 30 Under 30 Asia Termuda

Jatuh Bangunnya Usaha Yasa Singgih – Forbes 30 Under 30 Asia Termuda

Jatuh Bangunnya Usaha Yasa Singgih – Forbes 30 Under 30 Asia Termuda

Menjadi pengusaha bukanlah hal yang mudah, apalagi menjadi pengusaha di usia yang masih relatif muda. Namun itulah yang berhasil dilakukan oleh Yasa Singgih, seorang pengusaha yang telah menyandang predikat The Youngest Forbes 30 Under 30 Asia di bidang Retail & E-commerce tahun 2016. 

Namun jangan salah, kesuksesan Kang Yasa tidak diperoleh semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan dan dedikasi yang kuat. Tantangan dan kegagalan telah jadi hal lumrah dalam perjalanan karir Kang Yasa. Setelah berhasil bangkit berkali-kali, sampailah ia di titik sekarang. 

Lalu, bagaimana kisah Kak Yasa hingga bisa sukses seperti sekarang? Simak perjalanan lengkapnya di bawah ini!

  1. Awal Kehidupan Yasa Singgih

Anda mungkin kenal Kang Yasa dari brand fashion ternama Men’s Republic, namun jika dilihat dari latar belakangnya, ia layaknya anak-anak pada umumnya yang mungkin adalah tetangga atau teman sekolah Anda. 

Lahir sebagai anak “bontot” dari tiga bersaudara justru tidak mematahkan semangat Kang Yasa untuk hidup mandiri. Ayahnya yang didiagnosa menderita penyakit jantung ketika ia masih duduk di bangku SMP mengharuskannya untuk menjalani operasi ring, namun ayah Kang Yasa menolak melakukan operasi dan lebih memilih menggunakan uang untuk melanjutkan pendidikan ketiga anaknya. 

Tidak ingin menambah beban ekonomi bagi kedua orangtuanya, Kang Yasa mulai iseng-iseng menjadi pembawa acara (MC) di berbagai acara. Meski usianya baru 15 tahun, ia bisa mengantongi Rp 350.000 untuk tiap acara yang ia bawa. Dalam satu harinya, ia bahkan bisa tampil di tiga acara sekaligus. 

  • Mulai Berbisnis

Kang Yasa sendiri sepertinya menyadari bagaimana penjualan jasa memiliki batasannya. Waktu yang ia miliki terbatas, belum lagi ia masih harus sekolah. Karena itu ketika ia mulai menginjak bangku SMA, ia mencoba terjun ke bidang bisnis, tepatnya penjualan lampu hias.

Ia lalu mencoba meraih peruntungan di bisnis kaos. Salah satu yang menjadi masalah disini adalah desain baju. Mungkin karena ini adalah pengalaman pertama Kang Yasa di bidang bisnis, ia bergerak secara spontan sesuai instingnya tanpa berpikir secara matang mengenai strategi marketing atau hal-hal teknis lainnya. 

Setelah menghubungi perusahaan konveksi milik temannya, ia mendesain baju hanya dengan menggunakan Microsoft word. Ya, bukan corel draw, photoshop atau bahkan aplikasi turunan paint, namun aplikasi yang biasa Anda gunakan untuk membuat pr dan tugas dari sekolah. 

Kaos pun dicetak sebanyak 24 buah, namun hanya 2 yang terjual dan ironisnya, salah satu kaos dibeli oleh ibu Kang Yasa sendiri. 

Tidak merasa berkecil hati, Kang Yasa menjelajahi pasar Tanah Abang dan membeli lusinan baju dengan modal sebesar 4 juta rupiah untuk dijual kembali. Untungnya tanpa strategi marketing yang matang, bisnisnya kali ini mulai membuahkan hasil meski tidak bertahan lama. 

  • Bisnis Kuliner Pertama dan Kegagalan Ratusan Juta Rupiah

Belum puas di bisnis kaos, Kang Yasa mulai melirik bisnis kuliner. Dengan merk “Ini The Kopi”, usaha minuman Kang Yasa sempat berkembang pesat hingga dibukanya cabang di Mal Ambasador. Naas, perencanaan yang kurang matang juga mengakibatkan bisnis ini gulung tikar dan bahkan menguras uang Kang Yasa hingga ratusan juta rupiah.

  • Kelahiran Men’s Republic

Ketika lulus SMA, Kak Yasa memutuskan untuk benar-benar fokus untuk berbinis. Dengan brand “Men’s Republic”, ia menggaet pabrik sepatu di Bandung dan menjual produk tersebut secara online. Ya, di kala itu, Kang Yasa memang hanya fokus di bidang sepatu saja. 

Baru setelah produknya dikenal luas, ia mulai merambah ke produk lain seperti celana, tas hingga ikat pinggang. Di usianya yang baru menginjak 20an, ia telah berhasil membangun PT Paramitha Singgih yang membawahi brand Men’s Republic.

  • Wirausaha Jadi Influencer

Mereka bilang orang sukses akan menarik orang sukses lainnya dan itulah yang dilakukan oleh Kang Yasa. Meskipun telah sibuk di bidang bisnis, ia tetap aktif menjadi pembicara dan narasumber di berbagai seminar kewirausahaan untuk membagikan tips-tips dan pengalaman yang dimilikinya kepada anak-anak muda Indonesia. 

Beberapa seminar yang menghadirkan Kang Yasa sebagai pembicara adalah Bulan Inspirasi Mahasiswa (BIM) 2018 yang diadakan di Universitas Kristen Petra, Seminar Yasa Singgih di Universitas Brawijaya, Pruve It Meet Up di Semarang, serta banyak lagi. 

Di tahun 2015, ia juga mengarang buku berjudul, “Never Too Young to Become a Billionaire” yang bisa menjadi petunjuk dan arahan bagi anak-anak muda yang ingin menjadi entrepreneur namun terlalu takut karena tidak adanya pengalaman hingga modal. 

  • 3 Tips Utama Bisnis Ala Yasa Singgih
  • Cari Aman vs Cari Untung

Kang Yasa mengungkapkan bagaimana perbedaan utama antara pebisnis dan yang bukan pebisnis, yaitu keberanian memulai bisnis. Kadang hanya perlu satu langkah itu saja untuk mengembangkan sebuah bisnis, namun orang-orang terlalu takut untuk mengambilnya. 

Bahkan jika Anda memiliki ide hebat, tidak ada yang akan mengetahuinya jika Anda tidak mengubahnya menjadi kenyataan bukan?

  • Modal Ilmu

Ya, sudah lihat sendiri bukan bagaimana jatuh bangun Kang Yasa untuk membangun bisnis yang berkepanjangan? Mulai dari kaos hasil desain sendiri hingga kuliner minuman, semuanya hanya bisa bertahan seumur jagung karena perencanaan yang kurang matang. 

Anda tidak harus mengikut jejak Kang Yasa, namun belajarlah darinya. Daripada menghadapi kegagalan berkali-kali, lebih baik Anda sudah memiliki bekal ilmu bisnis dan marketing sebelum memulai usaha Anda. 

  • Modal yang Bukan Uang

Kang Yasa sendiri mengungkapkan bahwa uang memang dibutuhkan untuk memulai bisnis, namun jumlahnya tidak harus banyak karena ilmu, mental dan networking bisa menutupi kekurangan modal uang Anda. 

Nah, itu dia kisah jatuh bangun pengusaha muda Yasa Singgih serta tips-tips bisnis yang bisa bermanfaat bagi Anda para calon entrepreneur muda. Bagaimana, sudah siap memulai bisnis sukses dengan omzet miliaran rupiah?

Cara Menjadi Entrepreneur di Usia Muda – Arief Muhammad

Cara Menjadi Entrepreneur di Usia Muda – Arief Muhammad

Bagaimana Cara Menjadi Entrepreneur di Usia Muda – Arief Muhammad

Nama Arief Muhammad mungkin tidak lagi asing di telinga banyak orang, mulai dari netizen biasa hingga pebisnis. Zaman sekarang, menjadi entrepreneur memang tidak sesulit dulu. Asalkan punya sedikit modal, kepercayaan diri dan keberanian untuk mengambil keputusan yang tepat, memiliki bisnis yang sukses bukanlah mimpi belaka. 

Jika Anda masih galau dan belum yakin untuk memulai bisnis, Anda bisa belajar dari entrepreneur muda asal Indonesia, Arief Muhammad. Cek info lengkapnya, yuk!

Siapa Arief Muhammad?

Siapa yang tidak mengetahui username Poconggg. Buat para pemain twitter di awal tahun 2010, pasti paling tidak pernah mendengar akun fenomenal yang satu ini. Berbekal cuitan lucu yang kerap kali membuat orang terbahak-bahak, akun ini telah berhasil menggaet jutaanfollowertanpa mengungkap siapa sebenarnya gerangan pemilik akun ini.

Baru beberapa tahun kemudian, diketahui bahwa akun tersebut merupakan milik Arief Muhammad, penulis asal Batam alumni lulusan Universitas Trisakti. Bukan berhenti disitu, Arief juga melebarkan sayap ke media sosial lain seperti Youtube.

Arief, Sang Entrepreneur Muda

Nah, jika hanya itu saja, jelas kita tidak bisa menyebut Arief sebagai entrepreneur muda bukan? Kang Arief sepertinya memang tipe yang tidak pernah puas. Setelah sukses dengan channel media sosial dan buku Poconggg Juga Pocong, ia mulai coba-coba membuat usaha mulai dari kuliner (Cakekinian, Mie Bangcad, Drinkinian) hingga fashion (Billionaire’s Project). 

Tentunya semua bisnisnya meraih keuntungan besar dan bahkan telah membuka berbagai cabang di penjuru Indonesia. 

5 Tips Jadi Entrepreneur Muda Ala Arief Muhammad

Walau telah sukses, Kang Arief juga tidak pelit-pelit membagikan tips-tips entrepreneur bagi mereka anak muda yang ingin mengikuti jejaknya. Apa saja itu? Berikut ulasan lengkapnya!

  1. Bekerja vs Berkarya 

Kang Arief mengawali karirnya sebagai content creatordi berbagai media mulai dari Twitter hingga Youtube. Banyak orang yang bilang bahwa berkarya itu hanya butuh konsistensi, uang akan mengikuti nanti. 

Nah, pernyataan ini justru ditangkis mentah-mentah oleh Kang Arief. Hidup itu harusnya realistis. Jika uang untuk makan dan membayar tagihan saja tidak ada, bagaimana bisa berkarya bukan?

Hal yang sama juga berlaku di bisnis. Tidak semua bisnis bisa langsung sukses, tapi Anda tetap harus realistis. Jangan langsung begitu saja terjun ke dalam dunia bisnis ketika Anda belum punya pemasukan tetap. 

Kalau menurut Kang Arief, proporsi untuk bekerja mungkin sekitar 80% sementara proporsi berkarya 20%. Ketika Anda baru mau memulai bisnis, pembagian prioritas ini juga mungkin bisa Anda terapkan. 

Jika keuangan bisnis Anda telah stabil dan memberikan profit, barulah Anda bisa berfokus 100% pada bisnis Anda. 

  • One Man Show is a Big Mistake

Menurut Kang Arief, salah satu kesalahan terbesar pebisnis pemula adalah kebiasaan one man show. Bagaimana seorang pebisnis merasa bahwa dia bisa mengurus semua bisnisnya sendirian, mulai dari mengatur keuangan, operasional hingga mengembangkan bisnis. Apakah hal itu bisa dilakukan? Memang bisa. 

Namun, mengutip dari kata-kata Kang Arief sendiri, “Mulai biasakan berkolaborasi dengan orang. Saling support, saling melengkapi. Enak lho, asli. Nanti bebannya juga jadi kebagi, pusingnya enggak sendirian.”

Bayangkan saja, tidak mungkin bukan Anda mengurus sepuluh cabang bisnis Anda sendirian? Delegasikan tugas-tugas pada partner yang tepat untuk tugas tersebut, sehingga Anda bisa berfokus untuk mengembangkan bisnis Anda. 

Nah, tips ini juga berhubungan dengan tips berikutnya, yaitu :

  • Jangan Hanya Kuliah

Masa kuliah memang seringkali jadi momen paling membahagiakan sekaligus menyebalkan. Dengan berbagai tugas yang menumpuk, kegiatan organisasi hingga skripsi yang seringkali menahan ijazah, banyak mahasiswa yang harus memakan waktu lebih dari empat tahun untuk lulus atau terpaksa lulus dengan nilai pas-pasan. 

Tips dari Kang Arief, cobalah untuk menentukan skala prioritas. Tidak mungkin Anda bisa menyelesaikan segala hal secara sempurna. Tuntaskan hal yang lebih penting dulu, baru yang tidak terlalu penting belakangan. Jika tidak penting? Tinggalkan saja. 

Selain itu, jangan hanya belajar saja, main-mainlah keluar, ikut organisasi dan cari koneksi secara awal. Katanya nih, kesuksesan justru biasanya datang dari koneksi dan link yang Anda miliki. 

  • Jangan Berhenti Berlari

Sudah liat kan bagaimana Kang Arief terus mengembangkan bisnis ke berbagai bidang mulai dari kuliner hingga fashion? Ya, jika diandaikan marathon, Kang Arief sepertinya sudah berlari sejauh 100 km dan masih terus menghitung. 

Memang ia tipe yang tidak pernah puas akan pencapaian yang diraihnya. Ketika salah satu usahanya sukses, ia tidak berdiam diri, melainkan terus berinovasi dan melebarkan sayap ke bisnis-bisnis lainnya.

  • Bagaimana Melihat Trend

Zaman sekarang kesuksesan bisnis ditentukan oleh momen. Anda harus lihai melihat trend yang sedang berlangsung, lalu mencoba mengembangkan bisnis dari sana. Lihat saja bagaimana bisnis Kang Arief yang menggunakan tagline #kinian dari kekinian, serta memanfaatkan trend kuliner seperti minuman boba, serta kue dan mie dengan berbagai rasa berbeda. 

Jika Anda baru di bidang bisnis dan memiliki modal yang terbilang kecil atau mengandalkan bisnis tersebut sebagai satu-satunya sumber pendapatan Anda, janganlah bermain peruntungan dengan bisnis yang belum memiliki pasar. 

Kuliner seperti minuman boba dan makanan dengan berbagai rasa memang sedang jadi trend, terutama di kalangan milenial yang kerap kali ingin mencoba hal-hal baru dan unik. Oleh karena itu, bisnis seperti ini akan menjadi pilihan yang relatif aman. 

Bagaimana? Ingin menjadi entrepreneur muda yang sukses seperti Arief Muhammad? Langkah pertama yang harus Anda lakukan jelas adalah berani mengubah ide Anda menjadi kenyataan!