May 21, 2025 | Artikel Terbaru, Kelas Entrepreneurial
Entrepreneur Hub Terpadu: Langkah Strategis Kementerian UMKM dalam Mewujudkan Asta Cita ke-3
Dalam upaya memperkuat ekosistem kewirausahaan nasional, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meluncurkan program Entrepreneur Hub Terpadu. Program ini bertujuan untuk mencetak wirausaha unggul melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, sejalan dengan Asta Cita ke-3 Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pada peningkatan lapangan kerja berkualitas dan berdaya saing tinggi.Membangun Ekosistem Kewirausahaan yang Terintegrasi
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian UMKM, Siti Azizah, menyatakan bahwa Entrepreneur Hub Terpadu dirancang sebagai platform yang menyatukan inovasi, akses permodalan, literasi digital, dan peluang pasar dalam satu ekosistem yang terintegrasi. Program ini menjadi wadah strategis untuk mencetak wirausaha unggul melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor.
“Menjadi wirausaha hari ini tidak cukup hanya bermodal keberanian dan intuisi. Diperlukan inovasi, pemahaman teknologi digital, jejaring yang kuat, serta literasi finansial,” ujar Siti Azizah dalam sambutannya pada ajang Entrepreneur Hub Terpadu edisi Sumatera Utara.
Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi
Program Entrepreneur Hub Terpadu juga melibatkan perguruan tinggi sebagai mitra strategis. Wakil Rektor 3 Universitas Sumatera Utara (USU), Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dari kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam mendukung target strategis nasional, khususnya rasio kewirausahaan sebesar 3,10 persen pada 2025.
Sebagai institusi pendidikan tinggi, USU menempatkan penguatan sektor UMKM dan kewirausahaan sebagai bagian integral dari mandat tridharma perguruan tinggi. Untuk itu, USU terus mendidik dan membina mahasiswa serta alumni agar memiliki jiwa kewirausahaan yang adaptif dan berbasis inovasi.
Dukungan Inklusif untuk Pelaku UMKM
Entrepreneur Hub Terpadu tidak hanya fokus pada pelatihan dan pendampingan, tetapi juga menyediakan dukungan inklusif bagi pelaku UMKM. Program ini mengintegrasikan berbagai dukungan mulai dari kemudahan legalitas usaha, pembiayaan yang inklusif, pelatihan berbasis teknologi, hingga perluasan akses pasar domestik dan internasional.
Siti Azizah menambahkan bahwa wirausaha harus menerapkan tiga prinsip utama dalam menjalankan usaha, yaitu berani bermimpi besar dengan visi yang memberikan dampak sosial dan ekonomi, membangun kolaborasi, dan bertransformasi digital.
Mendorong Transformasi Digital
Dalam era digitalisasi, Entrepreneur Hub Terpadu juga mendorong pelaku UMKM untuk bertransformasi digital. Melalui pelatihan berbasis teknologi dan literasi digital, program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM di pasar global. Dengan demikian, pelaku UMKM dapat memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usaha mereka secara lebih efektif dan efisien.
Sinergi dengan Sektor Swasta
Entrepreneur Hub Terpadu juga menjalin sinergi dengan sektor swasta untuk memperluas jangkauan dan dampak program. Kolaborasi ini mencakup penyediaan akses permodalan, pelatihan, dan pendampingan bagi pelaku UMKM. Dengan melibatkan berbagai pihak, program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Mewujudkan Asta Cita ke-3
Entrepreneur Hub Terpadu merupakan langkah konkret Kementerian UMKM dalam mewujudkan Asta Cita ke-3 Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pada peningkatan lapangan kerja berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dengan menciptakan ekosistem kewirausahaan yang inovatif, tangguh, dan berdaya saing global, program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Entrepreneur Hub Terpadu adalah inisiatif strategis Kementerian UMKM untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, program ini menyediakan dukungan komprehensif bagi pelaku UMKM, termasuk akses permodalan, pelatihan, dan pendampingan. Dengan melibatkan perguruan tinggi dan sektor swasta, Entrepreneur Hub Terpadu diharapkan dapat mencetak wirausaha unggul yang adaptif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global, sejalan dengan visi Asta Cita ke-3.
Jun 20, 2024 | Inspirasi Bisnis
Tradisi mudik Lebaran, sebuah ritual tahunan yang dinanti oleh jutaan orang di Indonesia, menyimpan lebih dari sekedar perjalanan fisik kembali ke pelukan keluarga. Bagi seorang wirausaha, perjalanan ini sarat dengan pelajaran berharga yang menggugah sisi emosional, memberikan perspektif baru dalam menjalankan bisnis dan kehidupan.
Menghargai Perjalanan, Bukan Sekedar Tujuan
Mudik mengajarkan kita bahwa perjalanan bisa jadi lebih penting daripada tujuan akhirnya. Bagi seorang wirausaha, ini berarti menghargai setiap langkah dalam perjalanan bisnis, termasuk rintangan dan tantangan yang dihadapi. Ada keindahan dalam proses berjuang, belajar, dan tumbuh. Kesuksesan bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang perjalanan yang membawa kita ke sana, dengan segala suka dan duka yang membentuk karakter dan ketahanan kita.
Pentingnya Silaturahmi dan Relasi
Momen mudik mengingatkan kita tentang pentingnya menjalin silaturahmi, tidak hanya dengan keluarga tetapi juga dengan rekan bisnis dan pelanggan. Bagi wirausaha, membangun dan menjaga hubungan baik adalah kunci sukses yang tak ternilai. Relasi yang kuat membuka pintu untuk dukungan, kerjasama, dan peluang baru. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, memiliki jaringan relasi yang solid dapat menjadi diferensiator yang membuat bisnis kita unik.
Kepekaan terhadap Nilai dan Tradisi
Tradisi mudik mengajarkan kita untuk peka terhadap nilai dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sebagai wirausaha, kepekaan ini membantu kita untuk lebih mengerti pasar dan menciptakan produk atau layanan yang resonan dengan nilai dan kebutuhan masyarakat. Lebaran, dengan segala tradisi yang menyertainya, mengajarkan pentingnya menghormati dan merayakan keberagaman, sebuah pelajaran yang dapat diterapkan dalam strategi bisnis untuk mencapai inklusivitas dan keberlanjutan.
Menghargai Kesederhanaan dan Kebahagiaan
Dalam euforia mudik, kita diajak untuk menghargai kesederhanaan dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, seperti kehangatan pertemuan keluarga, tawa bersama, dan kebersamaan yang tulus. Bagi seorang wirausaha, ini mengingatkan bahwa kebahagiaan dan kepuasan tidak selalu datang dari pencapaian besar atau keuntungan material. Kadang, kebahagiaan terbesar ditemukan dalam kesederhanaan, seperti kepuasan pelanggan atau kebahagiaan tim kerja.
Kesabaran dan Ketabahan
Mudik, dengan segala tantangan dan hambatannya, menguji kesabaran dan ketabahan kita. Ini adalah cerminan dari perjalanan wirausaha yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan. Menghadapi kemacetan, perubahan rencana, atau kejadian tak terduga selama mudik mengajarkan kita untuk tetap sabar dan tenang. Dalam bisnis, kesabaran ini vital dalam menghadapi pasang surut, memungkinkan kita untuk bertahan dalam badai dan melihat peluang dalam setiap tantangan.
Tradisi mudik Lebaran, dengan segala kompleksitas emosional yang menyertainya, menawarkan pelajaran berharga bagi seorang wirausaha. Semua pelajaran ini berkontribusi dalam membentuk seorang wirausaha yang tidak hanya sukses secara material, tapi juga kaya akan nilai dan empati.
Mari kita ambil inspirasi dari tradisi mudik untuk memperkaya perjalanan kita sebagai wirausaha, menghadapi setiap tantangan dengan hati yang lebih terbuka dan jiwa yang lebih.
Giliran Anda, pelajaran apa yang dapatkan saat mudik?
Feb 4, 2024 | Inspirasi Bisnis
Dalam perjalanan menjadi seorang wirausaha yang sukses, terdapat tiga kata kunci yang harus dipahami dan diterapkan: Bertindak, Belajar, dan Membangun. Proses ini tidaklah linear, melainkan siklus berulang yang memungkinkan pertumbuhan pribadi dan bisnis yang berkelanjutan. Mari kita jelaskan proses ini satu per satu, dengan fokus khusus pada bagian belajar yang merupakan inti dari kesuksesan seorang wirausaha.
- Manfaatkan Bimbingan: Memiliki mentor yang berpengalaman sangat berharga dalam perjalanan menjadi seorang wirausaha. Mereka tidak hanya dapat memberikan inspirasi, tetapi juga pengetahuan praktis yang akan membantu Anda menghindari kesalahan umum dan mempercepat proses pembelajaran.
- Tetap Konsisten: Kesuksesan bukanlah sesuatu yang tercapai dalam semalam. Konsistensi dalam belajar dan mengembangkan bisnis Anda sangat penting. Ini melibatkan evaluasi rutin terhadap apa yang berhasil dan tidak berhasil, serta menerapkan pelajaran yang telah dipelajari.
- Beristirahat: Jangan meremehkan pentingnya waktu istirahat. Otak membutuhkan waktu untuk memproses informasi baru, dan seringkali ide-ide kreatif muncul ketika kita sedang tidak fokus pada pekerjaan. Istirahat juga membantu mencegah kelelahan.
- Evaluasi: Melakukan evaluasi memungkinkan Anda untuk melihat kembali tindakan yang telah diambil, memahami hasilnya, dan menentukan apa yang perlu diubah atau diperbaiki. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pembelajaran dikonversi menjadi tindakan nyata.
Proses beraksi, belajar, dan membangun merupakan siklus yang terus-menerus. Setiap putaran membawa para pengusaha lebih dekat ke visi mereka, memungkinkan mereka untuk tumbuh dan beradaptasi dalam lingkungan yang selalu berubah. Kunci kesuksesan jangka panjang tidak hanya terletak pada ide besar atau peluang awal, tetapi juga pada kemampuan untuk belajar dari setiap pengalaman dan menerapkan pengetahuan tersebut untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik.
Dalam dunia wirausaha, perjalanan itu sendiri adalah tujuannya. Proses bertindak, belajar, dan membangun tidak hanya membentuk bisnis, tetapi juga orang-orang di baliknya. Hal ini membawa mereka menuju tingkat keberhasilan dan pemahaman yang lebih mendalam.
Jan 10, 2021 | Inspirasi Bisnis
“Kewirausahaan itu adalah sebuah perjalanan dan pengharapan”.
Semua dimulai dengan kondisi atau keadaan yang mendorong seseorang untuk mempunyai pengharapan. Saat dorongan pengharapan itu sudah menjadi sebuah aksi nyata barulah proses kewirausahaan itu dimulai.
Jadi kalau mau jadi seorang wirausaha yang sukses, mulailah dengan belajar untuk lebih peka dengan lingkungan. Ini bukan perkara mudah, kita harus terlatih, salah satunya belajar dari seorang anak kecil. Coba perhatikan anak umur 3 – 6 tahun… pasti banyak pertanyaan yang terlontar dari mereka bukan ? seperti… siapa penyanyi pertama di dunia ? menapa Nabi tidak ada yang wanita? mengapa banyak orang tidur dipinggir jalan dan tidak punya rumah ? mengapa orang itu marah ? mengapa dunia berputar? mengapa mengapa dan mengapa…
Pada saat anda kecil, anda pasti ingin tau segalanya, bahasa anak sekarang “kepo” banget lah. Seorang anak tidak merasa menjadi orang bodoh karena tidak tau dan dari rasa keingin tahuan itu, seorang anak pasti tidak akan pernah berhenti sampai menemukan jawabannya. Rasa ingin tahu ini juga yang akan membuat seorang entreprenuer lebih peka terhadap lingkungan, merasakan ada permasalahan dan mencari solusinya.
Jadi mulai sekarang latihlah diri kalian untuk mulai sering bertanya “WHY…” tentang apapun.
Dengan banyak pertanyaan dikepala anda, pasti banyak juga permasalahan yang bisa diidentifikasi … coba saja lihat pertanyaan pertanyaan yang saya tulis diparagraf sebelumnya? .. beberapa merupakan masalah bukan ? dari sudut pandang seorang entrepreneur masalah itu merupakan peluang. Dari sebuah masalah, kita bisa cari solusinya dan akhirnya solusi itulah yang akan menjadi bibit sebuah bisnis.
Ya… Masalah, Peluang, Solusi dan akhirnya solusi itu menjadi bisnis yang kita akan jalankan.
Setelah bisa melihat peluang terus apa lagi dong ? ya pastinya dijalankan. Sebaik baiknya ide, sebaik baiknya peluang, tidak akan jadi bisnis kalau tidak dijalankan. Seperti yang tadi sempat dibahas, disaat sudah mulai ada perjalanan mengejar pengharapan, selamat… anda sudah jadi seorang entrepreneur.
Jadi, jaga terus “api” pengharapan itu. Jadikan motivasi untuk terus berjalan. jika lelah, beristirahat sejenak.
JANGAN BERHENTI…
Lanjutkan perjalanan sampai sudah mulai merasakan pengharapan itu menjadi kenyataan.
Maju terus entreprenuer muda Indonesia.
Salam #KewirausahaanUntukSemua
Jan 9, 2021 | Inspirasi Bisnis
Beberapa bulan lalu, saya dipanggil oleh Kementerian Tenaga Kerja untuk ikut dalam Focus Group Discussion sebagai narasumber. Ini kali kelima kalau tidak salah, saya dipanggil untuk berdiskusi. Ya.. tidak jauh jauh, dan sudah ketebak memang kita akan bicara bagaimana dampak pelatihan kewirausahaan yang telah dilakukan oleh Kemenakertrans bisa berdampak dan membuahkan hasil.
Tapi kali ini saya tidak mau membahas hal itu.. kurang asik dan membosankan menurut saya.
Karena ada informasi yang lebih menarik yang bertahun tahun tidak pernah berubah… yaitu isu jumlah pengangguran tertinggi masih didominasi oleh lulusan SMK. Ini juga menjadi salah satu pembicaraan seru waktu itu, dimana awalnya SMK ini diharapkan bisa menjadi sebuah solusi mengurangi angka pengangguran karena SMK fokus pada keterampilan. Jadi positioningnya, “SMK cetak tenaga terampil dan mereka siap kerja”…
Tenaga Terampil Siap Kerja… ya memang benar, mereka siap kerja. Tapi pertanyaannya kenapa lulusan SMK saat ini masih menjadi lulusan yang paling banyak menganggur ? hmm…
Menarik…
Jadi mikir…. , kalau mereka siap kerja, kira kira mereka bekerja dimana ? daya tampungnya memang ada? 64 Juta UMKM yang mendominasi kategori usaha di Indonesia , 3 – 4 persen Entrepreneur di Indonesia apakah sanggup untuk menampung semua lulusan SMK sudah dilatih untuk terampil dan sudah siap kerja? …
Sepertinya ada strategi yang salah…. (bisa jadi saya juga salah!)
Bagaimana kalau kita balik posisinya? bagaimana kalau strateginya kita ciptakan tenaga terampil siap wirausaha. Siapa bilang seorang wirausaha tidak perlu terampil? Kenyataanya di Program Studi Kewirausahaan Podomoro University, dimana tempat saya berkarya menjadi ketua program studi.. anak anak yang lulusan SMK lah yang perform lebih baik dari mahasiswa yang lain. Yes… thats true!. Kenapa?. Menjadi entrepreneur itu artinya memulai dari 0, dan jika dimulai dari 0 berarti jangan harap ada yang bisa membantu anda selain diri anda sendiri. Dengan keterampilan yang didapat di SMK, seorang siswa pasti tidak akan terlalu direpotkan dengan mencari orang lain, karena bisa dimulai dari keterampilan yang ia miliki.
Make sense lah ya..
Jadi sepakat ? Tenaga terampil siap wirausaha?
Sebenarnya untuk jadi seorang wirausaha, kurikulum di SMK hanya butuh dirombak sedikit kok. Dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan umum sudah jangan diotak atik… tinggal ditambahkan saja materi mengenai Entrepreneurial Mindset. Mindset untuk bertumbuh, tidak pantang menyerah dan selalu berorientasi pada tindakan.
Hardskil sudah cukup di SMK. Tinggal softskilnya saja…
Softskills yang paling penting bisa dimulai bagaimana ber-emphaty ? orang lain. Melatih diri bagaimana benar benar mengerti apa yang diinginkan customer. Tidak hanya sekedar mengerti, tapi bisa tepat menentukan produk / jasa apa yang paling tepat. Softskill lain berkaitan dengan leadership yang berguna untuk melatih menjadi lebih “tahan banting” selalu melihat masalah menjadi peluang dan toleransi yang tinggi kepada kesalahan. Antara IQ dan EQ, softskill mengasah EQ lebih banyak.
Kira kira kesuksesan ditentukan 80% oleh EQ masih berlaku kah? kalaupun tidak, dipastikan itu sangat menentukan kesuksesan seorang Entrepreneur. Dengan mempunyai keterampilan berkomunikasi kepada stakeholder, mengerti orang, mengatur “orang” didalam tim, dll semua proses menjadi Entrepreneur akan menjadi lebih mudah. Karena Entrepreneur is about people… and that people = customer.
Ok lah … mungkin itu sedikit pemikiran saya yang belum tentu penting untuk anda. Terlepas dari permasalahan SMK yang saya bahas diatas, melalui tulisan ini saya diingatkan kembali untuk menjadi orang yang lebih bisa mengerti orang lain.
Ya… mengerti orang lain.
Salam #KewirausahaanUntukSemua
Komentar Terbaru